“Aku Al-Masih Al-Maw’ud menjadi syahid Allah bagi kalian,
orang-orang yang mengimaniku, dan aku telah menjelaskan kepada kalian
tentang sunnah-Nya dan rencana-rencana-Nya di dalam hidup dan kehidupan
ini sehingga dengan memahami sunnah dan rencana-rencana-Nya itu kalian
dapat berjalan dengan pasti di bawah bimbingan-Nya.
Selanjutnya bagi kaum mukmin yang mengimaniku agar menjadi syahid
tentang kerasulanku kepada seluruh umat manusia di bumi Allah ini,
seperti hal-halnya murid-murid Yesus, tatkala Yesus berbicara kepada
murid-muridnya maka murid-muridnya itu segera melaksanakan
perintah-perintahnya.” (hal 178)
“Dan aku juga memerintahkan kepada katib agar mempersiapkan sebuah
acara di Ummul Qura’ bagi para sahabat untuk menjadi syahid bagi
kerasulan Al-Masih Al-Maw’ud, tetapi katib mengusulkan agar acaranya
diadakan di Gunung Bunder saja, akupun menyetujuinya, di malam yang
ketigapuluh tiga, tiga hari menjelang empat puluh hari aku bertahannuts,
kembali aku bermimpi, di dalam mimpi itu aku sedang dilantik atau
diangkat menjadi rasul Allah disaksikan para sahabat.” (hal 182)
Kisah di atas dikutip dari buku “Ruhul Qudus yang Turun Kepada
Al-Masih Al-Maw’ud” edisi pertama Februari 2007, diberi kata pengantar
tertanggal Gunung Bunder, 10 Februari 2007 oleh Michael Muhdats.
Buku tersebut merupakan firman Allah atau ruhul qudus yang diturunkan
kepada rasul-Nya. Sebagaimana dinyatakan dalam kata pengantarnya, “Buku
yang ada di hadapan saudara ini merupakan firman Allah atau ruhul qudus
yang diturunkan kepada rasul-Nya, sehingga isinya tidak perlu kami
komentari lagi, agar kesuciannya tidak tercampur atau terpengaruh oleh
pendapat kami pribadi.”
Buku tersebut beredar secara khusus di kalangan pengikut Al-Qiyadah
Al-Islamiyyah. Sebuah kelompok yang memiliki pemahaman bahwa telah ada
seorang rasul yang diutus Allah ke muka bumi pada saat sekarang ini.
Pelantikan rasul ini terjadi pada tanggal 23 Juli 2006 di Gunung Bunder
(Bogor-Jawa Barat).
Banyak dari kalangan kaum muslimin yang termakan gerakan kelompok
ini. Di Yogyakarta, gerakan kelompok ini mulai merambah kalangan kampus
dan meresahkan masyarakat. Model gerakannya senyap, tersembunyi, dan
berkembang melalui rekrutmen dengan menggunakan pola sistem sel.
Selain meyakini adanya rasul Allah pada masa sekarang ini, yang
mereka sebut Al-Masih Al-Maw’ud, mereka pun berkeyakinan bahwa shalat
(dikerjakan) hanya pada waktu malam saja. Tidak ada shalat lima waktu
sebagaimana kewajiban yang ditunaikan kaum muslimin umumnya. Mereka pun
menganggap musyrik orang yang tidak sepaham dengan mereka.
Lafazh syhadatain mereka berbeda dengan yang diucapkan dan diyakini
kaum msulimin. Seperti termuat dalam buku di atas, lafazh syahadatain
kelompok Al-Qiyadah Al-Islamiyyah ini berbunyi, “Aku bersaksi bahwa
tiada yang hak untuk diibadahi kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa anda
Al-Masih Al-Maw’ud adalah utusan Allah. (hal 191)
Bila seseorang melakukan ibadah tanpa mengikuti rasul setelah
Muhammad, yaitu Al-Masih Al-Maw’ud, maka tidak akan diterima ibadahnya.
(hal 175)
Keyakinan mereka, bahwa Islam sekarang sudah tidak sempurna lagi.
Menurut mereka, Islam yang sempurna adalah Islam yang sudah menzhahirkan
dirinya dalam tiga syarat, yaitu hukumnya sudah lengkap, struktur
kekuasaan ummatnya sudah ada, serta daar atau negerinya jatuh ke tangan
ummat. (hal 166)
Karena itulah, pada tahap pertama programnya adalah pembinaan iman
atau aqidah yang fokusnya memberikan peringatan kepada manusia tentang
kebangkitan kembali Islam, dan memberi hiburan bagi orang-orang yang mau
bertaubat dan menerima kehadirannya, bahwa mereka akan diampuni…” (hal
174)
Al-Masih Al-Maw’ud menyatakan bahwa dirinya banyak menerima wahyu
dari Allah saat bertahannuts di Gunung Bunder. Dan kepada para
pengikutnya ditekankan agar bersaksi bahwa semua itu adalah kebenaran
yang datang dari Allah melaui rasul-Nya. (hal 184)
Namun demikian, apa yang diajarkan oleh kelompok Al-Qiyadah
Al-Islamiyyah ini, ternyata tidak semata mengutip ayat-ayat AL-Quran
saja. Mereka juga mengajarkan juga paham-paham Kristen, bahkan banyak
mengutip dan mendasarkan ajarannya pada Al-Kitab (Injil). Mereka
berpemahaman bahwa ajaran yang dibawa Moses, Yesus, dan Ahmad (Nabi
Muhammad-penulis) adalah sama karena memiliki sumber ajaran yang sama
pula (dari Allah), bahkan kata mereka, di dalam Islam ada konsep
trinitas sebagaimana dalam ajaran Kristen.
Demikianlah, mereka mencampuradukkan ajaran. Banyak lagi
ajaran-ajaran yang mereka tanamkan kepada apara pengikutnya dengan
memberikan pemahaman yang menyesatkan. Mereka tidak segan-segan
menyatakan, “Sebetulnya ajaran Yesus sama dengan ajaran Islam.”
Melalui tulisan ini, dihimbau kepada kaum muslimin untuk mewaspadai
gerakan kelompok ini. Gerakannya masih terselubung menjadikan berbagai
pihak menemui kesulitan untuk memantau secara seksama.
Masalah penyebaran paham gerakan ini tidak bisa dianggap sepele
sehingga menjadikan kaum muslimin bersikap pasif. Namun, hendaknya
berbagai kalangan menyerukan (agar waspada) terhadap kesesatan yang ada,
sebagaimana disebutkan di muka, untuk ditangkal. Masyarakat diminta
untuk mewaspadai dan jangan sampai terjebak mengikuti pemahaman sesat
ini.
Agama ini, yaitu Islam, telah sempurna dan hanya Islam, agama yang
diterima di sisi Allah subhanahu wa ta’ala, pemahaman Islam yang
disandarkan kepada Salafush Sahlih akan memberikan dasar kerangka
pemahaman agama yang haq (benar), Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Pada hari ini, telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan
telah Aku cukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam
itu menjadi agama bagi kalian.” (Al-Maidah : 3)
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (Ali-Imran : 19)
0 comments:
Post a Comment