AMERIKA ANCAM SERANG SURIAH,dan RUSIA ANCAM SERANG ARAB SAUDI
Kelompok milisi Syiah Irak mengatakan pada
Jum’at (30/8/2013) bahwa mereka akan menyerang kepentingan AS di Irak
dan wilayah regional jika Washington melakukan serangan militer terhadap
Suriah.
Presiden negara penjajah Amerika serikat, Barack Obama
mengatakan pada Jum’at (30/8) Amerika Serikat masih dalam proses
perencanaan untuk respon terhadap penggunaan senjata kimia di Suriah.
“Semua
kepentingan dan fasilitas mereka di Irak dan regional akan menjadi
sasaran militan kami jika AS bersikeras menyerang Suriah,” ujar juru
bicara milisi Syiah Irak, al-Nujaba’a kepada Reuters melalui telepon tanpa memberikan rincian lain.
Al-Nujaba’a
adalah kelompok payung yang mencakup militan Syiah Irak yang telah
menyeberang ke Suriah untuk berperang di sisi rezim kafir Assad yang
merupakan anggota sekte Alawiyah, salah satu cabang dari Syiah.
(haninmazaya/arrahmah.com)
Dan satu lagi !!!
Sebuah memorandum tindakan mendesak yang dikeluarkan pada Selasa
(27/8/2013) dari kantor Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk Angkatan
Bersenjata Federasi Rusia memerintahkan “serangan militer besar-besaran”
terhadap Arab Saudi jika Barat menyerang Suriah, lansir EU Times.
Menurut
sumber Kremlin yang familiar dengan “perintah perang” luar biasa ini,
Putin menjadi “marah” setelah pertemuannya dengan Pangeran Arab Saudi
Bandar bin Sultan pada awal Agustus ini yang menyatakan bahwa jika Rusia
tidak menerima kekalahan Suriah, Arab Saudi memperingatkan akan adanya
kekacauan selama Olimpiade Musim Dingin yang dijadwalkan akan
diselenggarakan pada 7-23 Februari 2014 mendatang di Sochi, Rusia.
Sementara koran Lebanon As- Safir
melaporkan ancaman “luar biasa” terhadap Rusia ini dengan menyatakan
bahwa Pangeran Bandar berjanji untuk menjaga pangkalan angkatan laut
Rusia di Suriah jika rezim Assad digulingkan, tetapi dia juga
mengisyaratkan peringatan terhadap Rusia pada Olimpiade Musim Dingin di
Sochi jika tidak ada kesepakatan.
Sedangkan layanan The Telegraph News London
lebih lanjut melaporkan pada Selasa (27/8), bahwa Arab Saudi telah
diam-diam menawarkan sebuah kesepakatan kepada Rusia untuk mengendalikan
pasar minyak global dan menjaga kontrak gas Rusia jika Kremlin menarik
diri dari rezim Assad di Suriah. Putin menjawab tawaran itu dengan
mengklaim, “Sikap kami pada Assad tidak akan pernah berubah. Kami
percaya bahwa rezim Suriah adalah pembicara terbaik atas nama rakyat
Suriah.”
Sementara itu, pada Senin (28/1) EU Times telah melaporkan bahwa Layanan Keamanan Federal (FSB) menyatakan keabsahan dirilisnya email-email perusahaan pertahanan (yang berbasis di Inggris) yang di-hack. Britam Defence
“Pertahanan Britam” adalah salah satu angkatan tentara bayaran swasta
terbesar di dunia. Britam Defence memperingatkan bahwa rezim Obama
sedang mempersiapkan untuk melepaskan serangkaian serangan terhadap
Suriah dalam sebuah langkah yang pakar intelijen Rusia peringatkan bisa
sangat memicu Perang Dunia III.
Bagaimanapun, saat ini, dengan
peristiwa yang di luar kendali di Suriah dan laporan layanan berita
independen London yang menyatakan bahwa Pangeran Bandar “mendorong
perang”, juru bicara kementerian luar negeri Rusia, Alexander
Lukashevich, lebih lanjut memperingatkan Barat dengan klaim, “Upaya
untuk mengabaikan Dewan Keamanan, sekali lagi untuk membuat alasan palsu
tanpa dasar untuk sebuah intervensi militer di wilayah ini penuh dengan
penderitaan baru di Suriah dan merupakan konsekuensi bencana bagi
negara-negara lain di Timur Tengah dan Afrika Utara.”
Rezim
Suriah sendiri memperingatkan bahwa jika Barat menyerang Suriah maka
akan ada “chaos global”, sementara masyarakat Barat belum mengetahui
tentang pernyataan bahwa pada tanggal 17 Mei 2013 lalu Putin
memerintahkan pasukan militer Rusia untuk “segera mengubah status
operasional perang lokal mereka dan akan “siap sepenuhnya” untuk
memperluas status ke Perang Skala Besar di mana AS atau Uni Eropa
terlibat dalam perang Suriah.
Namun demikian, AS telah resmi mengklaim bahwa mereka tidak ingin menggulingkan Bashar Assad melainkan hanya berniat untuk “mengirim pesan yang jelas baginya”. Maka, dapat dikatakan bahwa rencana serangan
AS bukan untuk menjatuhkan Assad dan Rezim Nushairiyah yang selama 40
tahun terakhir telah menjadi anjing penjaga keamanan “Israel” dari
serangan Mujahidin Islam. Dengan kata lain, rencana serangan AS terhadap
Suriah kemungkinan akan menargetkan Mujahidin Islam yang diprediksi
akan berkuasa setelah Assad tumbang.
Sementara itu, terlepas dari rencana serangan AS terhadap Suriah, Mujahidin terus melancarkan operasi-operasi
jihad mereka di Damaskus dan pinggiran Damaskus sebagai pembalasan atas
serangan senjata kimia teroris dan pengecut Rezim
Nushairiyah terhadap Kaum Muslimin di distrik Ghautah Timur, provinsi
pinggiran Damaskus pada Rabu (21/8) dini hari, di mana lebih dari 1700
warga sipil Muslim gugur dan 6000 lainnya tak sadarkan diri akibat gas
beracun yang terkandung dalam senjata kimia tersebut. (banan/muhibalmajdi/arrahmah.com)
0 comments:
Post a Comment