Dzul Qarnain (Arab: ذو القرنين Dzū al-Qarnayn) adalah julukan seorang raja yang disebutkan di dalam Qur'an,
ia digambarkan sebagai seorang pemimpin yang adil dan bijaksana.
Dikisahkan bahwa ia telah membangun tembok besi yang tinggi untuk
melindungi kaum lemah dari serangan Ya’juj dan Ma’juj, yang ditemuinya dalam perjalanannya menuju timur.
Secara harfiah Dzul Qarnain memiliki arti "Pemilik Dua Tanduk" atau "Ia yang memiliki Dua Tanduk." "Dzu" (Arab: ذو, ḏzū) berarti "pemilik." Beberapa pendapat mengenai etimologi dari Dzul Qarnain adalah sebagai berikut:
- Ia pernah meninggal dan hidup kembali setelah mendapat pukulan tepat di kepala bagian kanan dan kiri.
- Rancangan ketopong besinya memiliki tanduk.S
- Dia bisa melihat dengan jelas di siang hari dan di kegelapan malam.
- Dia pernah hidup selama dua abad sehingga ia dapat disebut "Dzu al-Qarnain" "ذوالقرن ن"
- "Qarn" (Arab: قرن Qorn) berarti:
- Kekuasaan, wilayah kekuasaannya meliputi wilayah Barat hingga Timur,
- Kuat dan
- Berani.
Menurut kisah dari Ubaid bin Umair (tokoh dari kalangan tabi'in) bahwa Dzul Qarnain adalah sepupu Khidr dari pihak ibu, bertepatan dengan masa Ibrahim dan Luth.Dikatakan pula bahwa Khidr menjadi penasehat spiritualnya.
Sedangkan menurut sejarawan Muslim yang lain, Dzul Qarnain memiliki nama asli Abu Karb Al-Himyari atau Abu Bakar bin Ifraiqisy dari daulah Al-Jumairiyah (115 SM – 552 M) dan kerajaannya disebut At-Tababi’ah.
Dalam buku yang berjudul Jejak Yakjuj dan Makjuj karya Wisnu Sasongko di Books.google.com, Dzul Qarnain seorang raja Arab memiliki nama asli Abdullah bin adh Dhahhak, catatan lain mengisahkan namanya Mush'ab bin Abdullah keturunan Kahlal bin Saba'
Alexander The Great vs Iskandar Zulkarnain
Alexander The Great adalah pemimpin di abad ke-3 sebelum Masehi yang menaklukkan dunia dari daratan Yunani, Laut Tengah, Mesir, Asia Minor, Persia hingga India Utara. Nama tersebut diabadikan menjadi kota di Mesir, Alexandria atau Iskandariyah.
Ada pendapat yang menyebutkan bahwa Alexander The Great adalah Iskandar Zulkarnain (nama Zulkarnain diceritakan dalam Al-Quran surat Al-Kahfi ayat 83-99), namun hal ini bukan Alexander meskipun jika kita baca mempunyai plot yang mirip yaitu ?tempat terbenam matahari? adalah wilayah penguasaan pertama Alexander (matahari terbenam di pantai Laut Tengah), ke arah timur (India) dan wilayah dua gunung (antara Laut Hitam dan Laut Kaspia).
Mana yang benar?Fakta sejarah tidak menunjukkan bahwa Alexander The Great adalah Zulkarnain yang disebut dalam Al-Quran (dalam Al-Quran hanya disebut Zulkarnain, tanpa Iskandar). Siapa Zulkarnain yang disebut dalam Al-Quran? Apakah seseorang di masa lalu ataukah di masa depan? Belum ada yang tahu, tapi kita bisa mengambil hikmah ceritanya dan terus mencari tafsir dan fakta apa yang telah disebutkan dalam Al-Quran.
Berikut kutipan terjemahan Al-Quran tentang Zulkarnain:
83. Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Zulkarnain. Katakanlah: ?Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya?.
84. Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu,
85. maka dia pun menempuh suatu jalan.
86. Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: ?Hai Zulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka?.
87. Berkata Zulkarnain: ?Adapun orang yang aniaya, maka kami kelak akan mengazabnya, kemudian dia dikembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya.
88. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami?.
89. Kemudian dia menempuh jalan (yang lain).
90. Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu,
91. demikianlah. Dan sesungguhnya ilmu Kami meliputi segala apa yang ada padanya.
92. Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi).
93. Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan.
94. Mereka berkata: ?Hai Zulkarnain, sesungguhnya Ya?juj dan Makjuj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka??
95. Zulkarnain berkata: ?Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka,
96. ?berilah aku potongan-potongan besi? Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Zulkarnain: Tiuplah (api itu)?. Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata: ?Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu?.
97. Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya.
98. Zulkarnain berkata: ?Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar?.
Dan berikut adalah rangkuman cerita Alexander The Great:
Alexander bersama teman dekatnya Hephaestion dididik oleh Aristoteles yang merupakan murid Plato, kemudian memimpin Macedonia dan mulai menyatukan kota-kota peradaban Yunani menjadi satu kesatuan selama 13 tahun hingga wafat karena sakit. Ide menyatukan kota-kota Yunani adalah berasal dari ayahnya Raja Philip II dari Macedonia yang beristrikan Olympias.
Pada saat Philip II menaklukan Byzantium (sekarang Istanbul), Alexander yang masih berumur 16 tahun ditinggal di Macedonia dan berhasil bertahan dari serangan kerajaan Maedi dan serangan Sacred Band of Thebes (sebuah pasukan elite militer homoseks sebanyak 150 pasang). Philip II kemudian dibunuh oleh Pausanias (pembunuh, assassin), yang kemudian tahta Macedonia dipimpin oleh Alexander pada usianya yang ke-20. Terbunuhnya Philip II masih menjadi misteri apakah ada keterlibatan Alexander karena Olympias diceraikan atau mungkin juga hasutan Raja Persia Darius III.
Penaklukan pertama Alexander adalah ke kerajaan Persia yang dipimpin Darius III Codomannus melalui perang Battle of Issus (sekarang Iskenderum, Turki) meskipun dengan kekuatan tentara yang hanya seperempatnya yang dipimpin jendral Ptolemy dibanding kekuatan Persia.
Selanjutnya selama 12 tahun Alexander menguasai pantai Laut Tengah Mesir, kemudian Babylonia hingga ke wilayah Pakistan dan India Utara sekarang. Selain di Mesir Alexander juga mendirikan/diabadikan di kota-kota berikut:
* Alexandria Asiana, Iran
* Alexandria in Ariana, Afghanistan
* Alexandria of the Caucasus, Afghanistan
* Alexandria on the Oxus, Afghanistan
* Alexandria of the Arachosians, Afghanistan
* Alexandria on the Indus, Pakistan
* Alexandria Eschate, ?The furthest?, Tajikistan
Ada banyak perbedaan pandangan dari para ahli sejarah, namun kita tidak mungkin sekedar mengikuti asumsi tanpa melakukan penelitian yang jauh lebih detail.
Dalam kasus tersamarnya identitas Zulqarnain dengan Alexander the Great itu, tolok ukur yang pertama kita gunakan adalah Al-Qur’an. Sebab ini adalah kitab tershahih di dunia.
Di dalam Al-Quran dijelaskan bahwa Zulqarnain seorang raja muslim yang adil dan pemerintahannya membentang dari barat sampai timur. Dan yang terutama sekali, beliau telah membangun dinding besar monumental yang membentang antara dua gunung. Para ahli sejarah meyakini bahwa bendungan terbuat dari logam itu terletak di pegunungan Kaukasus, kini daerah itu menjadi negara bagian Georgia.
Secara topografi, deretan pegunungan Kaukasus itu memang terlihat memanjang dari laut Hitam sampai ke laut Qazwin sepanjang 1.200 km tanpa celah. Kecuali pada bagian kecil sempit yang disebut celah Darial sepanjang 100 meter kurang lebih. Pada bagian celah itulah Zulqarnain membangun penghalang dari Ya’juj dan Ma’juj sebagaimana disebutkan di dalam Al-Quran dalam surat Al-Kahfi.
Kemudian dia menempuh suatu jalan. Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: “Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?”
Dzulkarnain berkata, “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan, agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi”. Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: “Tiuplah “.
Hingga apabila besi itu sudah menjadi api, diapun berkata: “Berilah aku tembaga agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu”. Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa melobanginya. Dzulkarnain berkata: “Ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar”. (QS Al-Kahfi : 92-98)
Sedangkan Alexander the Great itu dalam sejarahnya tidak pernah diberitakan pernah melakukan hal itu. Bahkan dia adalah seorang musyrik penyembah berhala. Sejarah tidak mencatatnya sebagai seorang raja muslim yang taat kepada agama tauhid.
Meski keduanya punya nama Iskandar/Alexander, namun keduanya adalah sosok yang berbeda. Sejarawan muslim Ibnu Katsir dalam kitab Al-Bidayah Wan Nihayah menjelaskan bahwa antara kedua orang itu terbentang jarak waktu sampai 2.000 tahun. Dan hanya mereka yang tidak mengerti sejarah saja yang bisa terkecoh atas identitas kedua orang itu. (Lihat Al-Bidayah Wan-Nihayah oleh Ibnu Katsir jilid 1-2 halaman 493).
Sumber : Wikipedia/ http://bbnperception.wordpress.com/2009/06/22/iskandar-zulkarnain-bukan-alexander-the-great/
0 comments:
Post a Comment