
Dinukil dari buku Kupas Tuntas Kesesatan & Kebodohan
LDII karya M. Amin Jamaluddin. Ketua LPPI.
1.Tokoh-tokoh Pendukung LDII ( Islam Jamaah ).
a.Di atas puncak tertinggi penguasa atau Imam adalah Imam Amirul Mukminin Nurhasan Ubaidah Lubis (nama aslinya Madigol). Sejak wafatnya Nurhasan Ubaidah, tahta itu dijabat langsung oleh anaknya, yaitu Abdul Dhohir bin Madigol. Dan setelah Abdul Dhohir meninggal pada bulan September 2006, posisi Imam/Amir LDII dipegang oleh adik kandungnya yaitu Abdul Aziz. Sang Amir dijaga dan dikawal oleh semacam paswalpres yang diberi nama paku bumi.
b.Empat wakil terdiri dari empat tokoh kerajaan yaitu tokoh-tokoh besar dalam keamiran LDII.
c.Wakil Amir Daerah.
d.Wakil Amir Desa
e.Wakil Amir Kelompok
f.Di samping itu ada Wakil Amir Khusus dari Oknum TNI dan POLRI. Juga ada tim empat Serangkai (4S) yang terdiri dari Wakil Amir, para Aghniya (orang-orang kaya), para pengurus organisasi (LDII), Pramuka, CAI dan lain-lain) serta para muballigh
2.Kronologi berdirinya LDII (Islam Jamaah). Sekitar tahun 1941-an sepulang Al Imam Nurhasan Ubaidah Lubis Amir (Madigol) dari mukimnya selama 10 tahun di Makkah, saat itulah masa awal dia menyampaikan ilmu Hadist manqulnya. Selain itu juga ia biasa melakukan kawin cerai, terutama mengincar janda-janda kaya. Kebiasaan itu benar-benar ia tekuni hingga mati (1982 M). kebiasaan lainnya adalah mengkafir-kafirkan dan mencaci maki para kyai/ulama yang di luar aliran kelompoknya dengan cacian dan sumpah serapah yang paling keji dan kotor. Dia sering menyebut-nyebut ulama yang kita muliakan yaitu Prof. Dr. Buya Hamka dan Imam Ghozali dengan sebutan (maaf,pen) Prof. Dr. Buya Hamqo dan Imam Ghonzali. Juga dia sangat hobi membakar kitab-kitab kuning pegangan para kyai/ulama NU, kebanyakan dengan membakarnya di depan para murid dan pengikutnya.
3.BAB KAFAROH 16 september 2006 a). Onani, kafarohnya beramal shaleh di pusat LDII selama 1 bulan atau uang Rp 2000/hari → (Rp60.000,-), b). Homoseksual, kafarohnya beramal shaleh di pusat 3 bulan atau uang Rp 2000/hari→(Rp 180.000), e). Aborsi, kafarohnya beramal shaleh di pusat 6 bulan atau uang Rp 2000/hari→(Rp 360.000)
4.Sistem ilmu manqul musnad muttashil (sistem belenggu otak/sistem brain washing) melalui disiplin pengajian dengan pemahaman ilmu agama buatan sendiri, terus menerus digencarkan dengan metode CBSA tradisional, yaitu Sorogan Bandungan Quran Hadist Jamaah (jamaah Quran Hadist), yaitu Quran dan Hadist yang manqul dari sang amir Madigol.
5.Sistem Taqiyyah, berupa “Fathonah,Bithonah, Budiluhur Luhuring Budi karena Allah.” Dengan menggunakan istilah-istilah yang Islami dan mulia, orang-orang yang tidak mengerti menjadi percaya dan yakin.
6.Sistem pernyataan taubat hanya kepada Amir yang sifat taubatnya ditentukan Amir.
7.Sistem nasehat Amir bahwa sumber hukum syariat Islam menurut aliran LDII itu ada tiga, yaitu Allah, Rasul, dan Amir, maka wajiblah ada tiga jenis pengajian; ngaji Allah, ngaji Rasul, ngaji Amir. Dan sumber hukum syariat yang berasal dari sang Amir – lah yang utama dan nomor satu, dalam hal ini kelompok aliran LDII telah membuat/merekayasa pemahaman agama Islam dengan diramu sedemikian rupa sesuai dengan kepentingannnya, tujuannya, dan seleranya sendiri.
8.Sistem adanya sumur barakah di pondok Kediri yang disambungkan dengan sumur Zam-Zam di Makkah.
9.Sistem nasehat Amir bahwa Nurhasan Ubaidah Lubis Amir (Madigol) itu lebih tinggi derajatnya dan lebih berat bobotnya daripada manusia sedunia, maka wajiblah para jamaah bersyukur kepada sang Amir. Sebab, dengan adanya sang Amir, maka jamaah pasti masuk surga.
10.Sistem nasehat Amir, bahwa semua alim ulama di luar aliran kelompok jamaah LDII itu bodoh, lalai, khianat, pelupa, pikun, ilmunya tidak sah atau bathil, dan orangnya diyakini pasti kafir dan ahli neraka, kekal di dalamnya.
11.Surat Al Isra’ ayat 71 yang artinya : “Pada hari kami memanggil tiap-tiap manusia dengan imam mereka.” (QS. Al Isra’ : 71). Menurut penafsiran Nurhasan Ubaidah Lubis (Madigol): Pada hari kiamat nanti setiap orang akan dipanggil oleh Allah dengan didampingi oleh imam mereka, yang akan menjadi saksi atas semua amal perbuatan mereka di dunia. Kalau orang itu tidak punya imam, dikatakannya pada hari kiamat nanti tidak ada yang menjadi saksi baginya, sehingga amal ibadahnya menjadi sia-sia dan dimasukkan ke dalam neraka. Oleh karena itu, katanya semua orang Islam harus mengangkat atau membaiat seorang imam untuk menjadi saksi bagi dirinya pada hari kiamat. Dan jamaah harus taat kepada imamnya agar nanti disaksikan oleh imam dan dimasukkan ke dalam surga. Dan orang yang paling berhak menjadi imam adalah Nurhasan Ubaidah Lubis (Madigol), katanya, karena dia dibaiat pad tahun 1941, maka orang-orang yang mati sebelum tahun 1941, berarti mereka belum membaiat, jadi pasti masuk neraka.
12.Islam seseorang itu tidak sah kecuali dengan berjamaah. Dan yang dimaksud jamaah, katanya ialah jamaahnya Nurhasan (Madigol).
13.Jamaah juga tidak sah tanpa imam. Dan yang dimaksud imam adalah Nurhasan Lubis (Madigol).
14.Sedangkan yang dimaksud ijtihad menurut Nurahasan adalah ide atau ilham, untuk membuat peraturan/undang-undang yaitu dengan menafsirkan -menurut kemauan sendiri- ayat Al Quran dan Hadist. Sebagai contoh, dalam Al Quran banyak sekali ayat-ayat yang berbicara mengenai kewajiban infaq, seperti dalam surat Al Baqarah ayat 3, yang artinya :” Dan sebagian dari apa yang Kami beri rizki kepada mereka, mereka menginfaqkannya.” Menurut Nurhasan, lafadz infaq di dalam ayat ini dan ayat lainnya, ialah setoran atau pemberian harta dari jamaah LDII kepada sang Imam Nurhasan. Sedangkan untuk besarnya setoran sebesar 10% dari setiap rizki yang diterima oleh anggota jamaahnya, dan ini merupakan ijtihad Nurhasan yang harus ditaati. Tinggal terserah para anggota LDII, apakah mau masuk surga atau masuk neraka. Kalau mau masuk surga, maka harus taat kepada Nurhasan Ubaidillah Lubis (Madigol).
15.Amir LDII Nurhasan, mengatakan kepada salah seorang jamaahnya yang telah melanggar aturannnya, karena mempelajari ilmu Islam lewat kitab berbahasa Arab dari ustadz di luar jamaah LDII : ”Kita orang ini (Islam jamah/LDII) adalah ahli surga semuanya, jadi tidak usah belajar bahasa Arab, nanti kita di Surga akan bisa bahasa Arab sendiri. Pokoknya yang penting kita menepati lima bab yaitu doktrin setelah baiat : 1. Mengaji, 2. Mengamalkan, 3. Membela, 4. Berjamaah, 5. Taat Allah, Rasul, Amir, pasti wajib masuk surga.
16.Tentang poligami, bagi bapak-bapak Pengurus LDII apalagi yang mampu ekonomi (aghniya) diwajibkan menikah lagi/wayuh/poligami untuk peramutan, pengembangan dari dalam (memperbanyak anggota LDII), untuk Pengurus Pusat sampai 4 istri, untuk Pengurus bawahnya 3 istri yang ketiganya harus ijin Bapak Imam Pusat.
17. Poligami tidak ada ijin istri pertama, yang ada musyawarah.
18.Bagi para gadis atau janda, diperbolehkan menginginkan, melamar kepada mas-mas atau bapak-bapak, .agar teramut, terjaga dari menikah dengan orang luar LDII.
19.Ada dua macam pernikahan, yaitu : Nikah dalam (ND) yaitu nikah di hadapan Amir/Imam, tidak pakai wali dan tanpa surat nikah. Nikah Luar (NL) yaitu Nikah resmi di KUA.
20.Dalam setiap pengajian dibahas bagaimana cara (gaya) berhubungan intim suami-istri.
21.Menurut Panji Masyarakat No. 279, Edisi 15 September 1979 :”Di antara doktrin itu, boleh saling tukar-menukar isteri antara Amir-amir yang banyak tersebar di seluruh Indonesia. Seorang Pengurus Korp Muballigh Kemayoran menceritakan bahwa Suwandi, ex Amir di Jakarta yang lari dari Islam Jamaah pernah mengirimkan isterinya yang cantik untuk dipakai oleh Amirul Mukminin Nurhasan Lubis di Kediri. Sebagai gantinya Nurhasan mengirimkan isterinya atau gundiknya untuk Suwandi.
(pejuangislam)
Walupun Hal ini bnyak sekali yang menentang atau tidak rela kalau LDII dikatakan Sesat,apalagi bagi orang yang pernah atau masuk kedalam Ajaran ini mereka menyangkal Dimana letak keSESATAN ajaran LDII?
Selanjutnya silahkan Kunjungi Apakah LDII SESAT? :
Selanjutnya silahkan Kunjungi Apakah LDII SESAT? :
Apakah Islam tidak perlu ada Pemimpin?:
ReplyDelete“Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda: “Menetapilah kamu (Hudaifah bin Yaman) pada jamaah muslimin dan imam mereka (artinya: carilah Islam yang berbentuk jama’ah dan yang mempunyai imam sebagai pemimpinya), aku (Hudaifah bin Yaman), berkata: “(Bagaimana) jika tidak ada jama’ah dan imam mereka? Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda: “Uzlah-lah (Pisahilah) segala bentuk firqoh-firqoh (ada 72 firqoh Islam), sekalipun kamu hanya makan akar / umbi pohon sehingga maut menjemput kamu sementara kamu atas keadaan demikian”. (HR. Bukhori, Kitabul Fitan).
Apa pemimpin dalam Islam tidak perlu di BAEAT:
“Barangsiapa melepas tangan dari taat akan bertemu dengan Allah pada hari kiyamat dengan tidak punya alasan. Dan barangsiapa mati sedang tidak ada ikatan bai’at pada lehernya maka ia mati seperti matinya orang jahiliyah.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Umar, Shahih Muslim dalam Kitabul Imaroh : II/136)
Dari Ibnu abbas ia berkata: telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barang siapa yang melihat sesuatu yang dibencinya dari pemimpinnya, maka hendaklah ia bersabar, sesungguhnya siapa yang meninggalkan jamaah barang satu jengkal saja lalu ia mati maka kematiannya berada dalam kejahiliyaan”.(HR.Muslim 3/1477 No.1849)
Apa MATI JAHILIYAH BERARTI MASUK SURGA:
Yang dimaksud “seperti mati Jahiliyah” adalah kematian dalam kesesatan, perpecahan dan tidak mempunyai imam yang dibaiat dan ditaati. (Hamisy Shahih Muslim II/136)
Apa MATI "DALAM KESESATAN" itu BERARTI MASUK SURGA:
Apakah Presiden di Negara Sekuler yang terpilih melalui PEMILU yang jelas jelas mencalonkan diri itu bisa di BAEAT:
“Sekalipun kamu dipimpin oleh seorang budak Habsyi yang rumpung hidungnya, wajib kamu mendengar dan mentaatinya selama ia memimpin kamu dengan Kitabullah.” (HR.Ibnu Majah dari Ummul Hushain dalam bab Tha’atul Imam: II/201, Muslim, Shahih Muslim: II/130, At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi: IV/181 No.1706. Lafadz Ibnu Majah)
“Saya dan dua orang dari kaumku mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka salah seorang dari keduanya berkata: “Ya Rasulullah, jadikanlah kami sebagai amir.” Dan yang lainnya pun berkata demikian. Maka beliau bersabda: “Sesungguhnya kami tidak memberikan keamiran ini kepada seseorang yang memintanya dan yang menginginkannya (ambisi).” (HR.Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam: IX/80)
Apa PEMIMPIN yang di Baiat hanya yang memiliki DAULAH KEKUASAAN?:
“Sekalipun kamu dipimpin oleh seorang budak Habsyi yang rumpung hidungnya, wajib kamu mendengar dan mentaatinya selama ia memimpin kamu dengan Kitabullah.” (HR.Ibnu Majah dari Ummul Hushain dalam bab Tha’atul Imam: II/201, Muslim, Shahih Muslim: II/130, At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi: IV/181 No.1706. Lafadz Ibnu Majah)
TERNYATA BUDAK BISA DIBAIAT.... APAKAH SEORANG BUDAK ITU MEMILIKI DAULAH KEKUASAAN?
ReplyDeleteAda BANYAK JAMAAH dengan BAIAT, HARUS PILIH YANG MANA?:
“Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda: “Menetapilah kamu (Hudaifah bin Yaman) pada jamaah muslimin dan imam mereka (artinya: carilah Islam yang berbentuk jama’ah dan yang mempunyai imam sebagai pemimpinya), aku (Hudaifah bin Yaman), berkata: “(Bagaimana) jika tidak ada jama’ah dan imam mereka? Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda: “Uzlah-lah (Pisahilah) segala bentuk firqoh-firqoh (ada 72 firqoh Islam), sekalipun kamu hanya makan akar / umbi pohon sehingga maut menjemput kamu sementara kamu atas keadaan demikian”. (HR. Bukhori, Kitabul Fitan).
“Dahulu bani Israil selalu dipimpin oleh para Nabi, setiap meninggal seorang Nabi diganti oleh Nabi lainnya, sesungguhnya setelahku ini tidak ada Nabi dan akan ada setelahku beberapa khalifah bahkan akan bertambah banyak, sahabat bertanya: ”Apa yang tuan perintahkan kepada kami?” Beliau menjawab: ”Tepatilah bai’atmu pada yang pertama (artinya baiat yang pertama dilakukan pada saat itu), maka untuk yang pertama dan berikan pada mereka haknya. Maka sesungguhnya Allah akan menanya mereka tentang hal apa yang diamanatkan dalam kepemimpinannya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim dalam Kitabul Imaroh: II/132, Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah II/204. Lafadz Muslim)
SEBERAPA PENTING BAIAT:
ReplyDelete1. Dari Ibnu abbas ia berkata: telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barang siapa yang melihat sesuatu yang dibencinya dari pemimpinnya, maka hendaklah ia bersabar, sesungguhnya siapa yang meninggalkan jamaah barang satu jengkal saja lalu ia mati maka kematiannya berada dalam kejahiliyaan”.(HR.Muslim 3/1477 No.1849)
2. Dari sahabat nabi Abu hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ia bersabda: “Barang siapa yang mentaati aku sungguh ia telah mentaati Allah, dan barang siapa yang durhaka padaku sungguh ia telah mendurhakai Allah, barang siapa yang taat pada pemimpin sungguh ia telah taat padaku, dan barang siapa yang durhaka pada pemimpin sungguh ia telah durhaka padaku”. (HR.Muslim 3/1466 No.1835)
3. “Barangsiapa mati dan dilehernya tidak ada baiat, maka sungguh dia telah melepas ikatan Islam dari lehernya”[Dikeluarkan oleh Muslim dari Ibnu Umar]
4.“Barangsiapa mati tanpa imam, maka ia mati dalam keadaan jahiliyah” (lihat Majma’ az-Zawa’id, jilid 5, halaman 218; lihat juga Abu Dawud, Musnad, halaman 259 dari jalur ‘Abdullah bin Umar dan ditambahkan: “Dan barangsiapa menolak untuk taat, maka pada hari kiamat ia tidak punya hujjah, pembelaan”)
5. “Barangsiapa mati tanpa berbai’at maka ia meninggal dalam keadaan jahiliyah”(lihat Shahih Muslim, jilid 6, halaman 22; lihat juga Baihaqi, Sunan, jilid 8, halaman 156; kemudian Ibnu Katsir dalam Tafsir, jilid 1, halaman 517; Al-Haitsami dalam Al-Majma’, jilid 5, hal. 218)
6. “Barangsiapa meninggal dan tiada ketaatan (kepada imam), maka ia telah meninggal dalam keadaan jahiliyah”(lihat Imam Ahmad dalam Musnad, jilid 3, hal. 446; Haitsami dalam al-Majma’, jilid 5, hal. 223)
7. “Barangsiapa mati dan dilehernya tidak ada baiat, maka sungguh dia telah melepas ikatan Islam dari lehernya”[Dikeluarkan oleh Muslim dari Ibnu Umar]
8. “Dahulu bani Israil selalu dipimpin oleh para Nabi, setiap meninggal seorang Nabi diganti oleh Nabi lainnya, sesungguhnya setelahku ini tidak ada Nabi dan akan ada setelahku beberapa khalifah bahkan akan bertambah banyak, sahabat bertanya: ”Apa yang tuan perintahkan kepada kami?” Beliau menjawab: ”Tepatilah bai’atmu pada yang pertama (artinya baiat yang pertama dilakukan pada saat itu), maka untuk yang pertama dan berikan pada mereka haknya. Maka sesungguhnya Allah akan menanya mereka tentang hal apa yang diamanatkan dalam kepemimpinannya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim dalam Kitabul Imaroh: II/132, Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah II/204. Lafadz Muslim)
9.Yang dimaksud “seperti mati Jahiliyah” adalah kematian dalam kesesatan, perpecahan dan tidak mempunyai imam yang dibaiat dan ditaati. (Hamisy Shahih Muslim II/136)
APA MATI DALAM KESESATAN ITU MASUK SURGA???
MANQUL MUSNAD MUTASSIL:
ReplyDeleteMANQUL: GURU MENGAJARKAN LANGSUNG KE MURID...... BAHKAN ANA DARI TK SAMPAI S2 SELALU MENGGUNAKAN METODE MANQUL... PADAHAL ITU UNTUK URUSAN DUNIA...
MUTTASHIL: SANAD SANG GURU DAN GURU NYA SANG GURU SAMBUNG BERSAMBUNG SAMPAI KE NABI MUHAMMAD.... APA YANG SALAH????....... BAHKAN ANA YANG LULUSAN UI CUMA MAU DIAJARKAN OLEH SANG GURU YANG JELAS TRACK RECORD PENDIDIKANNYA DAN IJAZAHNYA......APA YANG ANEH???.... YANG ANEH ITU ENTE
“… datanglah kepadaku dengan kitab sebelum ini atau atsar/labet/isnad dari ilmu jika kamu sekelian orang-orang yang benar” (Surah Al-Ahqaaf :4)
ReplyDelete(al-Turmuzi berkata): Sufyan bin Waki’ menceritakan kepada kami, (Sufyan berkata): Suwaid bin `Amr al-Kalbi menceritakan kepada kami, (Suwaid berkata): Abu `Awa>nah menceritakan kepada kami dari `Abd al A`la> dari Sa`id bin Jubair dari Ibn `Abbas dari Nabi Saw, beliau bersabda; takutlah kalian (hati-hati dalam memegangi) hadis-hadis dariku kecuali yang benar-benar telah aku ajarkan kepada kalian, barangsiapa berbohong atas namaku secara sengaja, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya dari api neraka, siapa yang mengatakan sesuatu tentang al-Qur’an dengan ra’yu nya (PENDAPATNYA) maka hendaklah ia menempati tempat duduknya dari api neraka
Dalam HR. Muslim fii Muqoddimah tertulis:Abdulloh Bin Al-Mubarok berkata:"Al-isnad (sandaran guru) merupakan bagian dari agama. Seandainya tidak ada Isnad, niscaya orang akan berkata pada apa yg dia
ReplyDeletemau"
”Barang siapa yang berkata dalam kitab Alloh yang maha mulya dan maha Agung dengan pendapat sendiri lalu benar, maka sungguh-sungguh salah.” HR Abu Dawud"Nabi bersabda: Ambillah ilmu sebelum hilang, berkata shohabat ” bagaimana ilmu dapat hilang, wahai nabinya Alloh , sedangkan dikalangan kita ada kitab Alloh ?” maka nabi marah yang Alloh belum pernah
membuat nabi marah seperti itu. Kemudian nabi bersabda : ” celakalah kalian, bukankah taurot dan injil itu masih ada dikalangan bani isroil, kemudian keduanya ( taurot dan injil ) tidak dapat mencukupi mereka sedikitpun, sesungguhnya hilangnya ilmu adalah hilangnya pembawanya. Sesungguhnya hilangnya ilmu adalah hilangnya pembawanya (isnadnya atau ulama’nya)" HR. Ad-Daromi dari Abi umamah
Allah adalah tuhanku, Muhammad nabi ku dan Cukup imam syafi'e unk jd imam ku.
ReplyDelete