
Celak biasanya berupa bubuk untuk memalit bulu mata atau disapukan di
sekeliling mata. Telah diketahui banyak orang bahwa celak adalah
perhiasan yang dipakai wanita untuk berhias. Walaupun terdapat perbedaan
diantara para ulama tentang boleh-tidaknya wanita bercelak di depan
lelaki non-mahram. Namun yang menjadi bahasan dalam artikel singkat ini
adalah tentang bagaimana hukum memakai celak bagi laki-laki. Dalam
artikel singkat ini hanya akan dibawakan beberapa hadits tentang celak
dan fatwa para ulama abad ini tentang masalah tersebut.
HADITS-HADITS TENTANG MEMAKAI CELAK
Hadits 1:
اكْتَحِلُوا بِالْإِثْمِدِ فَإِنَّهُ يَجْلُو الْبَصَرَ وَيُنْبِتُ الشَّعْرَ
“Bercelaklah kalian dengan itsmid, karena dia bisa mencerahkan mata dan menumbuhkan rambut” (HR. At Tirmidzi no.1679 dalam Sunan-nya bab Maa jaa-a fil iktihaal, Ahmad no.15341 dalam Musnad-nya)
Status hadits:
At Tirmidzi berkata: “Hadits ini hasan gharib”. Al Mubarakfuri berkata dalam Tuhfatul Ahwadzi: “Dikeluarkan juga oleh Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban”.
Hadits 2:
عَلَيْكُمْ بِالْإِثْمِدِ عِنْدَ النَّوْمِ فَإِنَّهُ يَجْلُو الْبَصَرَ وَيُنْبِتُ الشَّعَرَ
“Bercelaklah memakai itsmid ketika hendak tidur, karena ia dapat mencerahkan pandangan dan menumbuhkan rambut” (HR. Ibnu Majah dalam Sunan-nya no.3846 bab Al Kahlu Bil Itsmid)
Status hadits:
Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan Ibni Majah (2/263/2818).
Hadits 3:
Dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi bersabda:
وَإِنَّ خَيْرَ أَكْحَالِكُمُ الْإِثْمِدُ يَجْلُو الْبَصَرَ وَيُنْبِتُ الشَّعْرَ
“Celak yang paling baik bagi kalian adalah istmid, ia bisa mencerahkan pandangan dan menumbuhkan rambut” (HR. Abu Daud no.3380 dan 3539, Ibnu Majah no. 3488, Ahmad no. 2109)
Status Hadits:
Dalam Aunul Ma’bud dijelaskan bahwa Imam At Tirmidzi berkata: “Hadits ini hasan shahih”. Di shahihkan oleh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Daud (2/766/3426).
Hadits 4
عليكم بالإثمد ؛ فإنه منبتة للشعر ، مذهبة للقذى ، مصفاة للبصر
“Bercelaklah dengan itsmid. Karena ia menumbuhkan rambut, mengilangkan kotoran yang masuk ke mata, dan mencerahkan pandangan”
(HR. ‘Abu Ashim, Ath Thabrani. Lihat Aunul Ma’bud syarah hadits no. 1679)
Status hadits:
Dihasankan oleh Al Albani dalam Silsilah Ahaadits Shohihah (2/270/665)
FATWA PARA ULAMA TENTANG MEMAKAI CELAK BAGI LAKI-LAKI
Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah:
أما الاكتحال الذي لتجميل العين فهل هو مشروع للرجل أو للأنثى فقط؟
الظاهر أنه مشروع للأنثى فقط ،أما الرجل فليس بحاجة إلى تجميل عينيه. وقد يقال :إنه مشروع للرجل أيضاً،لأن النبي صلى الله عليه وسلم لما سئل :إن إحدنا يحب أن يكون نعله حسناً،وثوبه حسناً فقال صلى الله عليه وسلم” :إن الله جميل يحب الجمال.” وقد يقال :إذا كان في عين الرجل عيب يحتاج إلى الاكتحال فهو مشروع له ،وإلا فلا
أما الاكتحال الذي لتجميل العين فهل هو مشروع للرجل أو للأنثى فقط؟
الظاهر أنه مشروع للأنثى فقط ،أما الرجل فليس بحاجة إلى تجميل عينيه. وقد يقال :إنه مشروع للرجل أيضاً،لأن النبي صلى الله عليه وسلم لما سئل :إن إحدنا يحب أن يكون نعله حسناً،وثوبه حسناً فقال صلى الله عليه وسلم” :إن الله جميل يحب الجمال.” وقد يقال :إذا كان في عين الرجل عيب يحتاج إلى الاكتحال فهو مشروع له ،وإلا فلا
“Bercelak dengan tujuan menghiasi mata apakah disyaratkan untuk
laki-laki ataukah hanya untuk wanita saja? Yang nampak bagiku hal
tersebut disyaratkan bagi wanita saja. Adapun lelaki, tidak ada
keperluan untuk berhias dengannya. Namun ada pula ulama yang berpendapat
hal ini pula disyariatkan bagi laki-laki dengan berdalil dengan sabda
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika ada sahabat yang bertanya
”Bolehkah jika kami gemar memakai sandal dan pakaian yang bagus?”
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah itu
Maha Indah dan mencintai keindahan”. Pendapatku, jika pada mata seorang
lelaki terdapat penyakit yang membutuhkan celak untuk penyembuhannya
maka hal ini disyariatkan, namun bila tidak ada kebutuhan maka tidak
disyariatkan” (Syarhul Mumthi’, 1/129)
الاكتحال نوعان :
أحدهما : اكتحال لتقوية البصر وجلاء الغشاوة من العين وتنظيفها وتطهيرها بدون أن يكون له جمال ، فهذا لا بأس به ، بل إنه مما ينبغي فعله ، لأن النبي صلى الله عليه وسلم كان يكتحل في عينيه ، ولاسيما إذا كان بالإثمد .
النوع الثاني : ما يقصد به الجمال والزينة ، فهذا للنساء مطلوب ، لأن المرأة مطلوب منها أن تتجمل لزوجها .
وأما الرجال فمحل نظر ، وأنا أتوقف فيه ، وقد يفرق فيه بين الشاب الذي يخشى من اكتحاله فتنه فيمنع ، وبين الكبير الذي لا يخشى ذلك من اكتحاله فلا يمنع
Sumber: http://www.ibnothaimeen.com/all/books/article_16956.shtml
أحدهما : اكتحال لتقوية البصر وجلاء الغشاوة من العين وتنظيفها وتطهيرها بدون أن يكون له جمال ، فهذا لا بأس به ، بل إنه مما ينبغي فعله ، لأن النبي صلى الله عليه وسلم كان يكتحل في عينيه ، ولاسيما إذا كان بالإثمد .
النوع الثاني : ما يقصد به الجمال والزينة ، فهذا للنساء مطلوب ، لأن المرأة مطلوب منها أن تتجمل لزوجها .
وأما الرجال فمحل نظر ، وأنا أتوقف فيه ، وقد يفرق فيه بين الشاب الذي يخشى من اكتحاله فتنه فيمنع ، وبين الكبير الذي لا يخشى ذلك من اكتحاله فلا يمنع
Sumber: http://www.ibnothaimeen.com/all/books/article_16956.shtml
“Bercelak ada 2 macam, yang pertama bercelak untuk menguatkan
pandangan, mengobati rabun, atau untuk membersihkan pandangan mata tanpa
bermaksud untuk berhias maka tidak mengapa, bahkan ini dianjurkan.
Karena Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menggunakan celak pada
kedua mata beliau. Lebih baik lagi jika memakai itsmid.
Jenis kedua, bercelak dengan tujuan untuk berhias. Jenis ini berlaku bagi wanita. Karena seorang wanita dianjurkan mempercantik diri untuk suaminya. Adapun bagi laki-laki, terdapat beberapa pertimbangan dan aku tawaqquf dalam hal ini. Namun perlu dibedakan antara lelaki yang masih muda dengan lelaki yang sudah tua. Bagi pemuda yang dikhawatirkan dapat menimbulkan fitnah jika bercelak, maka sebaiknya tidak dilakukan. Sedangkan orang yang sudah tua, tidak dikhawatirkan lagi dapat menimbulkan fitnah maka tidak dilarang.” (Fatwa Syaikh Al Utsaimin dalam As’ilah Al Usroh Al Muslimah)
Jenis kedua, bercelak dengan tujuan untuk berhias. Jenis ini berlaku bagi wanita. Karena seorang wanita dianjurkan mempercantik diri untuk suaminya. Adapun bagi laki-laki, terdapat beberapa pertimbangan dan aku tawaqquf dalam hal ini. Namun perlu dibedakan antara lelaki yang masih muda dengan lelaki yang sudah tua. Bagi pemuda yang dikhawatirkan dapat menimbulkan fitnah jika bercelak, maka sebaiknya tidak dilakukan. Sedangkan orang yang sudah tua, tidak dikhawatirkan lagi dapat menimbulkan fitnah maka tidak dilarang.” (Fatwa Syaikh Al Utsaimin dalam As’ilah Al Usroh Al Muslimah)
Fatwa Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah :
س : هل هناك دليل يحرم وضع الكحل على العينين والحناء على اليدين والرجلين بالنسبة للرجل ؟ علما بأن وضعها ليس القصد منه التشبه بالنساء ، إنما هي عادة .
ج : ليس للمؤمن أن يتشبه بالنساء لا في الحناء ولا في غيره ، ولو كان عادة فليس له أن يفعل ما يكون فيه متشبها فيه بالنساء ؛ لأن الرسول صلى الله عليه وسلم” : لعن المتشبهين من الرجال بالنساء ، ولعن المتشبهات من النساء بالرجال”
أما الكحل فلا بأس ؛ لأنه مشروع للرجال والنساء على حد سواء ، فكونه يكحل عينيه فلا بأس ، والكحل طيب نافع ، “ وكان النبي صلى الله عليه وسلم يكتحل “ ، فلا بأس بذلك
Sumber: http://binbaz.org.sa/mat/4291
س : هل هناك دليل يحرم وضع الكحل على العينين والحناء على اليدين والرجلين بالنسبة للرجل ؟ علما بأن وضعها ليس القصد منه التشبه بالنساء ، إنما هي عادة .
ج : ليس للمؤمن أن يتشبه بالنساء لا في الحناء ولا في غيره ، ولو كان عادة فليس له أن يفعل ما يكون فيه متشبها فيه بالنساء ؛ لأن الرسول صلى الله عليه وسلم” : لعن المتشبهين من الرجال بالنساء ، ولعن المتشبهات من النساء بالرجال”
أما الكحل فلا بأس ؛ لأنه مشروع للرجال والنساء على حد سواء ، فكونه يكحل عينيه فلا بأس ، والكحل طيب نافع ، “ وكان النبي صلى الله عليه وسلم يكتحل “ ، فلا بأس بذلك
Sumber: http://binbaz.org.sa/mat/4291
Pertanyaan:
Adakah dalil haramnya memakai celak pada mata dan pacar kuku bagi laki-laki jika diketahui bahwa tujuan memakainya bukan untuk meniru wanita, namun karena sudah menjadi kebiasaan di masyarakat?
Adakah dalil haramnya memakai celak pada mata dan pacar kuku bagi laki-laki jika diketahui bahwa tujuan memakainya bukan untuk meniru wanita, namun karena sudah menjadi kebiasaan di masyarakat?
Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz menjawab:
Seorang lelaki mu’min tidak boleh meniru wanita dengan memakai pacar kuku atau yang lainnya. Walaupun hal tersebut sudah menjadi kebiasaan di masyarakat, ia tetap tidak boleh melakukan perbuatan yang terdapat unsur meniru wanita. Karena terdapat hadist: “Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan melaknat wanita yang menyerupai laki-laki”
Adapun memakai celak, maka tidak mengapa. Karena memakai celak itu disyari’atkan bagi laki-laki dan wanita dengan kadar yang sama. Maka seorang laki-laki boleh memakai celak pada kedua matanya. Dan celak itu baik dan bermanfaat. Terdapat hadits: “Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasa memakai celak ”. Maka hukumnya boleh. (Majmu’ Fatawa Syaikh Ibn Baz, 29/48)
Seorang lelaki mu’min tidak boleh meniru wanita dengan memakai pacar kuku atau yang lainnya. Walaupun hal tersebut sudah menjadi kebiasaan di masyarakat, ia tetap tidak boleh melakukan perbuatan yang terdapat unsur meniru wanita. Karena terdapat hadist: “Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan melaknat wanita yang menyerupai laki-laki”
Adapun memakai celak, maka tidak mengapa. Karena memakai celak itu disyari’atkan bagi laki-laki dan wanita dengan kadar yang sama. Maka seorang laki-laki boleh memakai celak pada kedua matanya. Dan celak itu baik dan bermanfaat. Terdapat hadits: “Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasa memakai celak ”. Maka hukumnya boleh. (Majmu’ Fatawa Syaikh Ibn Baz, 29/48)
ما حكم الاكتحال، وهل علم عن النبي – صلى الله عليه وسلم – أنه كان يضع الكحل في عينيه؟
الاكتحال سنة، وقد ثبت عن النبي – صلى الله عليه وسلم – أنه كان يكتحل -عليه الصلاة والسلام- في كل عين ثلاثة أميال -عليه الصلاة والسلام- الاكتحال سنة، بالإثمد، أفضل ما يكون بالإثمد،……
Sumber: http://binbaz.org.sa/mat/9291
الاكتحال سنة، وقد ثبت عن النبي – صلى الله عليه وسلم – أنه كان يكتحل -عليه الصلاة والسلام- في كل عين ثلاثة أميال -عليه الصلاة والسلام- الاكتحال سنة، بالإثمد، أفضل ما يكون بالإثمد،……
Sumber: http://binbaz.org.sa/mat/9291
Pertanyaan:
Apa hukum memakai celak? Apakah benar bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam biasa memakai celak pada kedua matanya?
Apa hukum memakai celak? Apakah benar bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam biasa memakai celak pada kedua matanya?
Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz menjawab:
Memakai celak adalah sunnah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Terdapat hadits shahih: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasa memakai celak 3 kali pada setiap matanya”. Maka memakai celak termasuk sunnah, lebih baik lagi jika memakai itsmid. (Kaset Nuurun ‘Ala Ad Darb)
Memakai celak adalah sunnah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Terdapat hadits shahih: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasa memakai celak 3 kali pada setiap matanya”. Maka memakai celak termasuk sunnah, lebih baik lagi jika memakai itsmid. (Kaset Nuurun ‘Ala Ad Darb)
Fatwa Syaikh Shalih Fauzan Al Fauzan hafizhahullah
س : هل يجوز للرجل أن يكحل عينيه ؟
ج :الإكتحال سنة. فعله رسول الله صلى الله عليه وسلم يكتحل بالإثمد ليلة بعد ليلة . فيه منفعة للبصر. فهو سنة لا بئس بذالك.
Sumber: http://www.alfawzan.ws/AlFawzan/FatwaaTree/tabid/84/Default.aspx?View=Page&NodeID=10246&PageID=3748
س : هل يجوز للرجل أن يكحل عينيه ؟
ج :الإكتحال سنة. فعله رسول الله صلى الله عليه وسلم يكتحل بالإثمد ليلة بعد ليلة . فيه منفعة للبصر. فهو سنة لا بئس بذالك.
Sumber: http://www.alfawzan.ws/AlFawzan/FatwaaTree/tabid/84/Default.aspx?View=Page&NodeID=10246&PageID=3748
Pertanyaan
Apakah dibolehkan bagi laki-laki memakai celak pada kedua matanya?
Apakah dibolehkan bagi laki-laki memakai celak pada kedua matanya?
Syaikh Shalih Fauzan Al Fauzan menjawab:
Memakai celak adalah sunnah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam . Beliau biasa memakai celak dengan itsmid setiap malam. Celak memiliki manfaat bagi mata. Ia termasuk sunnah, diperbolehkan memakainya. (Kaset Majmu’ Fatawa Syaikh Shalih Fauzan, fatwa no. 3748)
Memakai celak adalah sunnah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam . Beliau biasa memakai celak dengan itsmid setiap malam. Celak memiliki manfaat bagi mata. Ia termasuk sunnah, diperbolehkan memakainya. (Kaset Majmu’ Fatawa Syaikh Shalih Fauzan, fatwa no. 3748)
Fatwa Lajnah Daimah
السؤال الثاني من الفتوى رقم 3598
س 2 : هل يجوز للرجل أن يكتحل بالكحل أم لا؟
جـ 2 : الحمد لله وحده والصلاة والسلام على رسوله وآله وصحبه . . وبعد :
نعم يجوز ذلك ، لأن النبي صلى الله عليه وسلم كان يفعل ذلك عند النوم .
وبالله التوفيق ، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Sumber: http://www.alifta.net/Fatawa/FatawaChapters.aspx?View=Page&PageID=1507&PageNo=1&BookID=3
السؤال الثاني من الفتوى رقم 3598
س 2 : هل يجوز للرجل أن يكتحل بالكحل أم لا؟
جـ 2 : الحمد لله وحده والصلاة والسلام على رسوله وآله وصحبه . . وبعد :
نعم يجوز ذلك ، لأن النبي صلى الله عليه وسلم كان يفعل ذلك عند النوم .
وبالله التوفيق ، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Sumber: http://www.alifta.net/Fatawa/FatawaChapters.aspx?View=Page&PageID=1507&PageNo=1&BookID=3
Sumber : http://kangaswad.wordpress.com
0 comments:
Post a Comment