Tuesday, 4 June 2013

Posted by Unknown | File under :
Diangkat dari kisah nyata.
Berdasarkan curahan hati dan cerita serta Kronologis kejadian yang Nyata.

By  : Yuswandi.M 

Bermula dari kejadian itu, saat pagi buta rintik hujan pun mulai reda dan angin pun terasa menembeus tulang dan jantungku, embun pagi itu menambah beku dan mematikan aliran darahku, pelukan eratmu membuat kehangatan dan meredam sedikit suasana dingin di pagi  buta itu.

 
Sesekali kamu tersenyum, sesekali kamu mencubti pinggangku seakan tak pernah menyadari dan membayangkan betapa kita akan jauh. Acap kali kepalamu bersandar di punggungku, desah dan nafas itu seakan membuat ku rindu akan ucapan kasih sayang darimu.
Pukul 04.45 dalam perjalanan menuju Jakarta melewati daerah yang berbukit serta menurun, tepatnya di daerah Cisarua Jawa Barat. Entah kenapa ada perasaan gelisah dan seolah rasapun tak menentu arah. Tiba-tiba dari arah belakang sebuah mobil Avanza melaju dengan kencang dan menabrak belakang sepeda motorku. Aku terpental jauh bersama sepeda motor itu dan ohh..... aku tak menyadari spontan aku beranjak jauh mencari dia, tanpa kupikirkan luka dan darah yang mengalir di seluruh kakiku. Aku mencoba berjalan ke arahnya, aku yakinkan dalam hati kalau dia baik-baik saja. "Astagfirullahal'adzim........... saat ku temukan dia dan aku menghampirinya, kulihat sekujur tubuhnya bersimbah darah, matanya lebam membiru, bibirnya terkatub bisu, telinganya banyak meneteskan darah. Ya Allah...... aku histeris teriak, aku menjerit keras sambil ku dekap tubuhnya. Sesekali bibirnya seakan ingin mengucap kata, ohh.. aku tak berharap itu terjadi, walau di benakku jauh ke arah sana. Aku mencoba membangunkannya, tapi dia bergeming tak sedikitpun bergerak. Lalu aku mencari dan menunggu kemukjizatan. Tidak berselang lama aku melihat sebuah angkot biru melaju mendekati ku seakan kemukjizatan itu datang menghampiriku. 
Seketika itu aku meminta mobil itu untuk berhenti dan minta pertolongan untuk membawa kami ke rumah sakit terdekat.
Sepanjang jalan menuju urmah sakit, dan di dalam angkot itu tak lepas sedikitpun eratku memeluk tubuhnya, tak henti aku memanggil namanya agar ia siuman dan bergerak untuk berbicara kepadaku sambil aku berdoa semoga Allah SWT agar memberikan kekuatan kepada kami berdua.
Dalam perjalanan itu terasa cukup lama dan jauh kukira. Lalu apa yang terjadi, saat aku sadarkan dirinya dan aku panggil namanya, ternyata sudah tidak ada lagi tanda kehidupan dalam dirinya. Aku pegang semua kakinya terasa dingin, tangannya pun terasa dingin membeku. Aku bertanya dalam hati "apakah dia telah tiada?". Ohh.. kutepis semua dugaan itu, aku tak ingin kehilangan dia.
Setibanya sampai di rumah sakit, ternyata ia telah tiada. Tuhan ku telah mengambil nyawanya. Aku terpukul, hatiku hancur, cintaku terkubur, habis air mataku, gemetar seluruh tubuhku seakan sendi di kakiku terkulai lemas. Detak jantungku terhenti, semuanya terasa diam membisu. Kemana lagi ku harus mengadu......
dia telah pergi... dia telah tiada, aku merasa bersalah.... Seandainya waktu itu aku tak mengijinkan dia untuk ikut denagn ku,.... aku merasa bersalah.... ternyata maut telah memisahkan kita.
Sampai kapanpun bayangan itu terus menemani tidur dan mimpiku.

Sumber   :  Kisah Nyata dari sang korban





0 comments:

Post a Comment