
Tulisan ini sengaja dimuat untuk memberi peringatan kepada siapapun bahwa
bencana dahsyat berupa adzab kepada kaum Nabi Shalih ‘alaihis salam adalah
gara-gara godaan wanita hingga sembilan penjahat menggerakkan komplotannya
untuk membunuh onta Nabi Shalih ‘alaihis salam. Hari-hari ini di Bali sedang diselenggarakan mega maksiat berupa kontes
Miss World. Puncaknya, final akan disiarkan ke 140 negara, Sabtu 28 September
2013, dari group TV MNC milik Hary Tanoe sebagai penyelenggara.
Kemaksiatan yang tentu saja dimurkai Allah Ta’ala itu telah mengakibatkan
indikasi meningkatnya pelacuran di Bali, hingga diperkirakan naik 50 persen
bila diindikasikan dari terjualnya kondom, yang menurut petugas resmi biasanya
kebanyakan dipakai oleh bukan pasangan suami isteri. (Kontes Miss World Digelar
di Bali, Seks Bebas Meningkat, http://www.nahimunkar.com/kontes-miss-world-digelar-di-bali-seks-bebas-meningkat/).
Apakah mega maksiat yang akan disiarkan ke 140 negara itu tidak
dikhawatirkan akan menimbulkan bencana yang ditimpakan Allah Ta’ala?
Aneka protes dari Umat Islam telah dilancarkan, namun penyelenggara tetap
ngotot, dan penguasa pun memberi izin. Bahkan manusia-manusia yang entah
masih punya malu atau tidak, bermunculan membela kontes maksiat itu. Bahkan GP
Ansor, PMII, dan PKB (yang ketiganya dikenal dari kalangan NU) dengan
lantangnya mereka membela acara maksiat itu. Sebagaimana Shinta Nuriyah janda
mendiang Gus Dur dan Ridwan Saidi teman dekat mendiang Nurcholish Madjid
membela acara maksiat itu pula. Na’udzubillah.
Dalam kisah diadzabnya kaum Nabi Shalih ‘alaihis salam, ada 9 penjahat yang
diabadikan Al-Qur’an sebagai perusak negeri. Apakah mereka yang
menyelenggarakan mega maksiat Miss World, penguasa yang memberi izin, dan
para pembelanya itu sedang mengukir sejarah buruk agar tercatat sebagai penjahat?
Mari kiita simak tulisan ini sebagai peringatan masalah gawat ini.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
سِتْرُ مَا بَيْنَ الْجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ إذَا دَخَلَ
الْكَنِيفَ أَنْ يَقُولَ : بِسْمِ اللَّه (ابن ماجه)
Dinding penutup antara mata jin dan aurat manusia ketika seseorang masuk
jamban adalah kalau ia mengucapkan Bismillaah. (HR Ibnu Majah dalam
Kitab Thoharoh / 242).
Iblis dan bala tentaranya adalah sosok-sosok yang jiwanya kotor
terus-menerus. Mereka selalu mengintip aurat dan kejelekan. Iblis telah
mencopot pakaian Adam ‘alaihis salam dan isterinya sedangkan keduanya itu di
surga. Lalu di dunia ini Iblis, wadya balanya, dan partainya membelejeti
pakaian taqwa dari jiwa manusia, dan mencopoti pakaian penutup aurat dari
badan. Sehingga keadaan telanjang menjadi pemandangan nyata yang dianggap
biasa, sedang menampakkan aurat sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan
manusia tanpa ada halangannya.
Tetapi kalau memang kita tetap teguh mengikuti syari’at Islam, maka tidak
akan terjadi yang demikian itu. Iblis tak mampu, sampai di tempat-tempat yang
kita harus buka aurat pun, iblis tak mampu melihatnya, (karena ada do’a seperti
tersebut di atas). Maka segala puji bagi Allah yang telah menjadikan dzikir dan
keutamaan berserah diri kepada-Nya itu sebagai pencegah bagi mata barisan iblis
dan partainya. (Lihat Hasan Ahmad Qothomisy, Al-Muwajahah
As-Shiro‘ ma‘as Syaithon wa Hizbihi, Daru Thibah Ar-Riyadh
1415H/ 1995, cet I, hal 147).
Wanita
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إنَّ الْمَرْأَةَ تُقْبِلُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ وَتُدْبِرُ فِي
صُورَةِ شَيْطَانٍ
Sesungguhnya permpuan itu menghadap ke muka dalam bentuk setan, dan ke
belakang dalam bentuk setan (pula). (HR Muslim Juz 10 Kitab Nikah,
hal 177).
Mujahid rahimahullah berkata: Ketika perempuan menghadap ke depan (datang),
maka syetan duduk di atas kepalanya lalu menghiasinya untuk orang yang
melihatnya, dan ketika perempuan itu menghadap ke belakang (pergi), syetan
duduk di atas bagian belakangnya lalu ia memperindahnya untuk orang yang
melihatnya. (Al-Qurthubi, Al-Jami‘ li Ahkaamil Quran, juz
12/ 227).
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga memperingatkan:
إنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ , وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ
فِيهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ , فَاتَّقُوا الدُّنْيَا , وَاتَّقُوا
النِّسَاءَ , فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ
Sesungguhnya dunia itu manis lagi hijau. Dan sesungguhnya Allah
menjadikan kamu sekalian khalifah di dunia, lalu Allah mengawasi bagaimana kamu
berbuat. Maka jagalah dirimu tentang dunia dan jagalah dirimu tentang wanita.
Maka sesungguhnya bencana/ fitnah Bani Israil adalah dalam hal wanita. (HR
Muslim Juz 17 Kitab Riqoq hal 55).
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam Kitab Shahihain:
وَفِي الصَّحِيحَيْنِ عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ رضي الله عنهما عَنْ
النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً هِيَ
أَضَرُّ عَلَى الرِّجَالِ مِنْ النِّسَاءِ
Aku tidak meninggalkan fitnah/ bencana yang lebih berbahaya atas kaum
lelaki (selain bahaya fitnah) dari perempuan. ( Al-Fath juz 9 ,
Hadits 5096, dan Muslim juz 18 hal 54).
Sa’id bin Al-Musayyib rahimahullah berkata, Jika syetan putus asa mengenai
sesuatu maka ia kemudian pasti mendatangi sesuatu itu dari arah perempuan.
Sa’id pun berkata lagi, Tidak ada sesuatu yang lebih aku takuti di sisiku
kecuali perempuan. (Siyaru ‘a’laamin Nubalaa’ Juz 4/ 237).
Kalau setan putus asa dalam hal tertentu, maka dia akan melancarkan godaan
itu dari arah perempuan. Apa yang dikatakan Sa’id bin Al-Musayyib rahimahullah
tersebut dalam kenyataan kini tampak nyata. Sudah menjadi rahasia umum,
ada proyek-proyek yang dilancarkan pengurusannya pakai umpan wanita. Itulah
praktek syetan. Maka Sa’id yang di zaman sahabat tidak ada kebiasaan model
syetan seperti sekarang pun, dia paling takut terhadap wanita.
Dan hadits tentang wanita kadang panjang, itu tidak lain karena wanita itu
adalah pengikut syetan terkutuk yang paling banyak. Wanita pengikut syetan
itu adalah tali-tali dan perantara untuk para pengikut syetan. Bagaimana tidak,
sedangkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengkhabarkan bahwa wanita
itu penghuni neraka yang paling banyak, dan mereka tidak masuk neraka kecuali
karena mengikuti iblis dan tentara-tentaranya. Dan tidaklah manusia mengikuti
iblis kecuali karena iblis telah menguasai mereka. Dan iblis tidak menguasai
kecuali dengan banyaknya maksiat dan dosa. Sedang kekuasaan iblis dan
partainya itu dengan cara menganggap indah dan bagus dosa-dosa dan maksiat.
Dalam Hadits disebutkan:
إنَّمَا الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتْ اسْتَشْرَفَهَا
الشَّيْطَانُ
Wanita itu adalah aurat, maka apabila ia keluar, diincar oleh syetan. (Hadits
Shahih Sunan Tirmidzi no 936, dan Thabrani di Al-Kabier juz 3/ 64, dan lihat
Al-Irwaa’ no 273).
Perempuan sebagai salah satu sarana iblis untuk merusak
Iblis menyodorkan fitnah pada wanita guna menyesatkan dan
merusak. Al-Qur’an telah mengisahkan contoh-contoh adanya
bencana-bencana/fitnah lewat wanita. Di antara kisah-kisahnya adalah:
1. Godaan setan untuk kaum Tsamud lewat wanita
Ibnu Jarir dan lain-lain dari ulama salaf (generasi Sahabat, Tabi’ien, dan
Tabi’ut Tabi’ien) menyebutkan bahwa dua wanita dari kaum Tsamud, salah satunya
Shoduq putri Al-Mahya bin Zuhair bin Al-Mukhtar, dia adalah bangsawan dan kaya.
Sedang ia di bawah suami yang telah masuk Islam, lalu wanita ini menceraikan
suaminya itu. Lalu wanita ini mengundang anak pamannya yang disebut
Mashro’ bin Mahraj bin Al-Mahya, dan wanita ini menyodorkan dirinya pada lelaki
anak pamannya itu bila ia berani membunuh onta (Nabi Shalih ‘alaihis salam).
Wanita lainnya adalah ‘Unaizah binti Ghanim bin Majlaz dijuluki Ummu
‘Utsman. Dia ini tua dan kafir, punya anak 4 wanita dari suaminya, Dzu’ab bin
Amru, salah satu kepala kaum. Lalu si perempuan tua ini menyodorkan ke-4 putrinya
kepada Qadar ibn Salif bila ia berani membunuh onta, maka ia akan kebagian
putrinya mana saja yang ia ingini. Lalu 2 pemuda (Mashro’ dan Qadar) bersegera
untuk membunuh onta itu, dan berusaha mencari teman di dalam kaumnya. Maka 7
orang lainnya merespon ajakannya itu, jadi jumlahnya 9 orang. Mereka inilah
yang disebutkan dalam firman Allah subhanahu wata’ala:
وَكَانَ فِي الْمَدِينَةِ تِسْعَةُ رَهْطٍ يُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ
وَلَا يُصْلِحُونَ
Di kota
kaum Shaleh ada sembilan tokoh yang selalu berbuat maksiyat di negerinya dan
tidak mau beramal shaleh.(QS. An Naml(27):48)
Dan mereka berusaha pada seluruh kabilah itu dan mempropagandakan untuk
membunuh onta, lalu mereka menyambutnya dan sepakat untuk membunuh onta itu.
Lalu mereka berangkat mengintai onta. Ketika onta itu muncul dari kawanan yang
mendatangi air, lalu Mashro’ bersembunyi untuk menyergapnya, lantas melemparkan
panah padanya dan menancaplah di tulang kaki onta. Dan datanglah wanita-wanita
membujuk kabilah itu untuk membunuh onta, sedang wanita-wanita itu membuka
wajah-wajahnya (dari kerudungnya) untuk menyemangati kabilahnya. Lalu
Qadar bin Salif mendahului mereka mengeraskan (hantaman) pedangnya atas onta
itu maka putuslah urat di atas tumitnya, lalu jatuh tersungkurlah onta itu ke
bumi. (Tafsir At-Thabari juz 8 / 227-228, Al-Bidayah
wan Nihayah Ibnu Katsir juz 1/ 127, Al-Kamil fit Taariekh Ibnul
Atsier juz 1/ 51-52).
Wanita yang menyemangati Mashro’ adalah isteri pemimpin, sedang yang
menyemangati Qadar adalah isteri pejabat juga. Adapun Qadar bin Salif sendiri
termasuk pemimpin, jadi mereka itu orang elit semua.
Perempuan pertama telah menyodorkan dirinya kepada Mashro’, sedang perempuan
kedua menyodorkan puteri-puterinya kepada Qadar. Dan perempuan-perempuan
kabilah itu telah keluar dengan membujuk orang-orang agar membunuh onta dengan
cara membuka wajah-wajah mereka. Sungguh telah terjadi fitnah wanita itu
sebagai jalan masuknya Iblis kepada para pembesar, dan Iblis bersandar bersama
mereka untuk membunuh onta yang menjadi ayat Allah subhanahu wata’ala yang
disampaikan kepada nabi-Nya, Shalih ‘alaihis salam.
Demikian ini tampak bagi kita, para pembesar (kaum elit) bersepakat
semuanya, laki-laki maupun perempuan.
2. Kepala nabi Yahya ‘alaihis salam
dipenggal untuk pelacur
Hal itu dikatakan kepada Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu oleh Asma’ binti Abu
Bakar radhiyallahu ‘anha di suatu tempat di Masjidil Haram. Demikian itu ketika
Ibnu Zubair radhiyallahu ‘anhu disalib, lalu Ibnu Umar menoleh ke Asma’ seraya
berkata: Jasad (anakmu) ini sebenarnya bukan apa-apa, sedang yang di sisi Allah
adalah arwahnya. Maka bertaqwalah kamu kepada Allah subhanahu wata’ala dan
bersabarlah._
Lalu Asma’ menjawab, Apa yang menghalangiku (untuk bersabar), sedangkan
kepala Yahya bin Zakaria ‘alaihis salam (saja) sungguh telah dihadiahkan kepada
seorang pelacur dari Bani Israel. (Siyaru A‘laamin Nubalaa‘ juz
2/ 294, Al-Fashlu fil Milal 4/ 57, Al-Muhalla juz
2/22, ‘Audul Hijaab juz 2/195, dan orang-orangnya
terpercaya, khabar itu tetap untuk kisah., Al-Muwajahah hal 80).
Kenyataan dari kisah ini adalah Asma’ binti Abu Bakar radhiyallahu ‘anhuma
menyebutkan dibunuhnya Nabi Yahya ‘alaihis salam itu karena (permintaan)
pelacur. Di sini kita lihat puncak kekuasaan iblis atas orang-orang elit dengan
dorongan syahwat seks di mana sampai membunuh seorang nabi Allah yaitu Yahya
bin Zakaria ‘alaihimas salam. Walaupun berbeda-beda kitab-kitab tarikh dalam
rincian peristiwa itu, hanya saja intinya adalah; Seorang raja masa itu di
Damskus ada yang menginginkan kawin dengan sebagian mahramnya atau wanita yang
tidak halal baginya untuk dikawini. Lalu Nabi Yahya ‘alaihis salam mencegahnya,
sedangkan wanita itu menginginkan raja itu, maka ada suatu (ganjalan) yang
menetap di dalam jiwa wanita dan raja itu terhadap Nabi Yahya ‘alaihis salam.
Maka ketika antara wanita dan raja itu terjadi percintaan, wanita itu minta
agar diberi darah Yahya, lalu raja akan memberikan padanya. Maka raja mengutus
orang untuk mendatangi Nabi Yahya ‘alaihis salam dan membunuhnya, dan
membawakan kepala Yahya kepada wanita itu!!! (Lihat Tarikh
At-Thabari j 1/ 346-347, Al-kamil Ibnu Atsir j 1/
171, Al-Bidayah wan Nihayah j 1/49).
Demikianlah kondisi orang-orang terlaknat yang tidak menahan diri untuk
tidak membunuh nabi-nabi Allah. Bagaimana mereka tidak dilaknat? Sedangkan
Nabi-nabi Allah itu penyulut hidayah dan pemegang bendera kebenaran dan Tauhid,
sedangkan iblis terlaknat itu pembawa bendera neraka dan panji-panji kekafiran
serta syirik. Dipetik dari Al-Muwajahah as-Shiro‘ ma‘as
Syaithon wa Hizbihi oleh Hasan Ahmad Qothomisy, Darut Thibah
Ar-Riyadh cet I, 1415H/ 1995.
3. Isteri Al-Aziz serta Yusuf ‘alaihis salam
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ
الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ إِنَّهُ رَبِّي
أَحْسَنَ مَثْوَايَ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ(23)وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ
وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَى بُرْهَانَ رَبِّهِ كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ
السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ(24)وَاسْتَبَقَا
الْبَابَ وَقَدَّتْ قَمِيصَهُ مِنْ دُبُرٍ وَأَلْفَيَا سَيِّدَهَا لَدَى الْبَابِ
قَالَتْ مَا جَزَاءُ مَنْ أَرَادَ بِأَهْلِكَ سُوءًا إِلَّا أَنْ يُسْجَنَ أَوْ
عَذَابٌ أَلِيمٌ (25)
Kemudian isteri orang Mesir itu jatuh cinta kepada Yusuf dan merayunya.
Kemudian perempuan itu menutup pintu-pintu rumahnya dan ia berkata kepada
Yusuf: “Marilah dekat kepadaku.” Yusuf berkata “Aku berlindung kepada Allah
sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik. Sungguh tidaklah berbahagia
orang-orang yang berbuat dzalim. Sungguh perempuan itu telah jatuh cinta kepada
Yusuf dan Yusufpun akan jatuh cinta kepadanya sekiranya ia tidak melihat
bukti-bukti kekuasaan Tuhannya. Demikianlah kami selamatkan Yusuf dari
perbuatan busuk dan keji. Sesungguhnya Yusuf termasuk hamba-hamba-Ku yang
sangat ikhlas lagi bersih dari akhlak buruk. Keduanya berlomba lari menuju
pintu dan perempuan itu menarik gamis Yusuf dari belakang hingga terkoyak. Saat
itulah keduanya mendapati tuannya telah berada di depan pintu. Perempuan itu
berkata “Apa balasan bagi orang yang bermaksud buruk kepada isterimu? Apakah ia
harus dipenjarakan atau mendapat siksa yang pedih? (QS Yusuf/ 12: 23-25).
Firman Allah subhanahu wata’ala lagi:
فَلَمَّا رَأَى قَمِيصَهُ قُدَّ مِنْ دُبُرٍ قَالَ إِنَّهُ مِنْ
كَيْدِكُنَّ إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ(28)يُوسُفُ أَعْرِضْ عَنْ هَذَا
وَاسْتَغْفِرِي لِذَنْبِكِ إِنَّكِ كُنْتِ مِنَ الْخَاطِئِينَ (29)
Tatkala suami perempuan itu melihat gamis Yusuf robek di bagian belakang,
ia berkata: “Wahai isteriku, sesungguhnya hal ini merupakan tipu daya kamu, dan
sesungguhnya tipu daya kamu sangat hebat. Suami perempuan itu berkata “Wahai
Yusuf lupakanlah peristiwa ini. Wahai isteriku mintalah ampun karena kamu telah
berbuat dosa. Karena sesungguhnya engkau termasuk orang-orang telah berbuat
dosa.” (QS Yusuf/ 12: 28-29).
Sesungguhnya kisah Yusuf ‘alaihis salam adalah contoh terbesar
dalam menjelaskan konsentrasi iblis atas kalangan penguasa, dan iblis menguasai
mereka dari segi syahwat seks melalui wanita. Sampai anak lelaki yang dibeli
pun kemudian dirayu untuk menzinai isteri tuannya. Allah menunjukkan bukti
betapa iblis menggoda lewat wanita terhadap manusia pilihan, yaitu Yusuf as,
yang secara keturunan adalah tertingi di kalangan para nabi. (Lihat hadits Nabi
Muhammad saw dalam Shahih Al-Bukhari, kitab al-anbiya’). Karena Nabi Yusuf as
adalah nabi, bin nabi, bin nabi, bin nabi. Yaitu Nabi Yusuf as, bin Nabi Ya’qub
as, bin Nabi Ishaq as, bin Nabi Ibrahim as. Secara keteguhan agama, Yusuf yang
dipelihara tuannya di Mesir itu adalah calon nabi, yaitu orang yang dipercaya
oleh Allah swt untuk membawa risalah kepada umatnya. Namun orang yang luhur
derajatnya secara agama dan keturunan itupun diupayakan oleh Iblis untuk
digarap, agar terjerumus ke perbuatan nista, perzinaan; hanya saja Allah swt
tetap menyelamatkannya. Akibatnya Yusuf as dipenjarakan karena tak memenuhi
hasrat isteri penguasa itu. Jadi, orang yang menyelamatkan diri dari perbuatan
nista dan kotor, justru dipenjara. Kisah ahsanal qoshosh,
sebagus-bagusnya kisah itu difirmankan Allah swt dalam satu surat khusus di
Al-Qur’an, surat Yusuf, tentu agar menjadi peringatan. Dengan membaca ayat-ayat
tentang kisah itu tidak perlu keterangan tambahan. Tetapi di sini tampak
bagi kita gambaran dari kalangan papan atas (at-thobaqotur rooqiyyah) di masa
ribuan tahun lalu, seakan-akan aksi jahat iblis lewat wanita itu adalah yang
ada pada hari ini pula, dengan leluasa dalam mengarahkan penyelewengan seks,
dan kecenderungan untuk menutup-nutupinya dari masyarakat. Dan inilah
pentingnya semua kisah itu. (Dari buku Hartono Ahmad Jaiz, Wanita
antara Jodoh, Poligami, dan Perselingkuhan, Pustaka Al-Kautsar,
Jakarta).
Sumber : http://www.arrahmah.com/news/2013/09/28/iblis-menyesatkan-manusia-wanita.html
0 comments:
Post a Comment