Thursday, 11 December 2014

Posted by Unknown | File under :

سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (١)هُوَ الَّذِي أَخْرَجَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِنْ دِيَارِهِمْ لأوَّلِ الْحَشْرِ مَا ظَنَنْتُمْ أَنْ يَخْرُجُوا وَظَنُّوا أَنَّهُمْ مَانِعَتُهُمْ حُصُونُهُمْ مِنَ اللَّهِ فَأَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُمْ بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الأبْصَارِ  (٢) وَلَوْلا أَنْ كَتَبَ اللَّهُ عَلَيْهِمُ الْجَلاءَ لَعَذَّبَهُمْ فِي الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِي الآخِرَةِ عَذَابُ النَّارِ (٣) ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ شَاقُّوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَمَنْ يُشَاقِّ اللَّهَ فَإِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (٤) مَا قَطَعْتُمْ مِنْ لِينَةٍ أَوْ تَرَكْتُمُوهَا قَائِمَةً عَلَى أُصُولِهَا فَبِإِذْنِ اللَّهِ وَلِيُخْزِيَ الْفَاسِقِينَ (٥

1. Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi bertasbih kepada Allah; dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
2. Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung halamannya pada saat pengusiran yang pertama. Kamu tidak menyangka, bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin, benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan (siksaan) kepada mereka dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah menanamkan rasa takut ke dalam hati mereka; sehingga mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangannya sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan.
3. Dan sekiranya tidak karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka, pasti Allah mengazab mereka di dunia. Dan di akhirat mereka akan mendapat azab neraka.
4. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa menentang Allah, maka sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.
5. Apa yang kamu tebang di antara pohon kurma (milik orang-orang kafir) atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya, maka (itu) terjadi dengan izin Allah; dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik. 

PENJELASAN/TAFSIR


Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Sa’id bin Jubair, ia berkata: Aku bertanya kepada Ibnu Abbas, “(Ada apa dengan) surah At Taubah?” Ia menjawab, “Ia adalah surah yang membuka aib (orang-orang munafik), dimana ia selalu turun (dengan kata-kata), “Wa minhum-wa minhum,” (artinya: dan di antara mereka), sehingga mereka (orang-orang munafik) mengira bahwa surah tersebut tidaklah menyisakan seorang pun di antara mereka kecuali disebutkan di dalamnya.” Aku (Sa’id bin Jubair) berkata, “(Bagaimana dengan) surah Al Anfaal?” Ia menjawab, “Ia (surah tersebut) turun berkenaan dengan perang Badar.” Aku bertanya lagi., “(Bagaimana dengan) surah Al Hasyr?” Ia menjawab, “Ia turun berkenaan dengan Bani Nadhir.”

Hakim meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Aisyah radhiyallahu 'anha ia berkata: Perang Bani Nadhir, yakni segolongan orang-orang Yahudi terjadi pada penghujung bulan keenam dari peristiwa Badar. Rumah mereka (Bani Nadhir) dan pohon kurma mereka berada di tepi Madinah, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengepung mereka sehingga mereka setuju berpindah tempat dengan syarat untuk mereka apa yang diangkut oleh unta berupa barang-barang dan harta kecuali halqah, yaitu senjata, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala menurunkan ayat, “Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi bertasbih kepada Allah…dst.” Sampai firman-Nya, “Pada saat pengusiran yang pertama. Kamu tidak menyangka,…dst.” Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerangi mereka sehingga melakukan shulh (perjanjian damai) dengan mereka dengan syarat mereka pindah, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengungsikan mereka ke Syam, padahal mereka berasal dari suku yang belum pernah mendapat pengusiran di zaman dahulu dan Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah menetapkan demikian (pengusiran) kepada mereka. Jika tidak ada ketetapan itu, tentu Dia telah mengazab mereka di dunia dengan dibunuh dan ditawan. Adapun firman-Nya, “Pada saat pengusiran yang pertama,” maka maksudnya, bahwa pengusiran tersebut adalah pengusiran pertama di dunia ke Syam.” (Hakim berkata, “Hadits ini hadits shahih sesuai syarat Bukhari dan Muslim, namun keduanya tidak meriwayatkan.” Syaikh Muqbil berkata, “Demikianlah yang dikatakan Hakim rahimahullah, hadits tersebut memang shahih akan tetapi tidak dengan syarat keduanya (Bukhari-Muslim) karena keduanya tidak menyebutkan hadits dari Zaid bin Al Mubaarak (rawi hadits tersebut) dan Muhammad bin Tsaur. Hadits tersebut disebutkan pula oleh Baihaqi dalam Dalaa’ilunnubuwwah juz 2 hal. 444)

[2] Syaikh As Sa'diy menerangkan, bahwa surah ini adalah surah Bani Nadhir, dimana mereka adalah sekelompok besar dari kalangan orang-orang Yahudi yang tinggal bersebelahan dengan Madinah di saat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dibangkitkan. Setelah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam diutus dan berhijrah ke Madinah, maka mereka kafir kepada Beliau bersama orang-orang Yahudi lainnya. Ketika Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam telah tinggal di Madinah, maka Beliau berdamai dengan seluruh orang-orang Yahudi yang menjadi tetangga Beliau di Madinah. Kira-kira enam bulan setelah perang Badar berlalu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keluar menemui mereka (orang-orang Yahudi) dan berbicara dengan mereka agar mereka mau membantu Beliau dalam menuntut diyat dua orang dari Bani Killaab yang dibunuh oleh Amr bin Umayyah Adh Dhamuri, lalu mereka berkata, “Kami akan lakukan wahai Abul Qaasim! Duduklah bersama kami sehingga kami bisa memenuhi keperluanmu,” lalu sebagian mereka dengan sebagian yang lain diam-diam bermusyawarah untuk membunuh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam karena dijadikan indah oleh setan, mereka berkata, “Siapakah di antara kamu yang mau mengambil penggilingan ini lalu ia angkat kemudian menaruhnya di atas kepala Beliau untuk dipecahkan dengannya?” Maka orang yang paling celaka di antara mereka, yaitu ‘Amr bin Jahhasy berkata, “Saya,” maka Salam bin Misykam berkata, “Jangan kalian lakukan. Demi Allah, akan diberitahukan niat kalian itu dan hal itu merupakan pembatalan janji yang telah dilakukan di antara kita dengan Beliau.” Maka datanglah wahyu kepada Beliau dari Tuhannya mengenai niat jahat mereka itu. Segeralah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bangun dan menuju Madinah lalu ditemui oleh para sahabat dan mereka berkata, “Engkau bersiap-siap, namun kami tidak menyadari,” maka Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam memberitahukan kepada mereka niat orang-orang Yahudi itu. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengirim orang untuk memberitahukan, “Keluarlah kamu (wahai orang-orang Yahudi) dari Madinah dan jangan tinggal bersamaku di sini, dan aku beri tangguh kepadamu selama sepuluh hari. Barang siapa yang ditemukan tetap di situ setelah pemberitahuan itu, maka akan dipenggal lehernya.” Lalu mereka tinggal beberapa hari untuk bersiap-siap dan seorang munafik bernama Abdullah bin Ubay bin Salul mengirim orang kepada mereka memberitahukan, “Janganlah kalian keluar dari tempat tinggalmu karena bersamaku ada 2.000 orang yang akan masuk ke bentengmu bersamamu, mereka siap mati untuk membelamu, Bani Quraizhah akan menolongmu, demikian pula sekutu kamu dari Ghatfan.” Maka Huyay bin Akhthab tokoh mereka senang dengan ucapan itu sehingga mengirimkan orang untuk mengatakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, “Kami tidak akan keluar dari tempat tinggal kami. Oleh karena itu, lakukanlah apa yang hendak kamu lakukan.” Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertakbir, demikian pula para sahabatnya dan pergi berangkat menuju mereka, sedangkan Ali bin Abi Thalib membawa panji bendera, lalu mereka tinggal di dekat benteng mereka dengan melempari panah dan batu, sedangkan Bani Quraizhah tidak membantu mereka, dan Abdullah bin Ubay serta para sekutu mereka mengkhianati mereka, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengepung mereka, menebang pohon kurma mereka dan membakar, lalu mereka mengirimkan orang untuk memberitahukan bahwa mereka akan keluar dari Madinah.” Maka Beliau membiarkan mereka dengan syarat mereka harus keluar dari Madinah membawa diri dan anak keturunan mereka dan bahwa untuk mereka apa yang diangkut unta selain senjata. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memegang harta dan senjata mereka. Harta-harta Bani Nadhir ini khusus untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk keperluan Beliau dan maslahat kaum muslimin dan Beliau tidak membagi seperlima, karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang memberikan harta fa’i itu kepada Beliau, sedangkan kaum muslimin tidak bersusah payah mengerahkan kuda dan unta untuknya, dan Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mengusir mereka ke Khaibar yang di tengah-tengah mereka terdapat Huyay bin Akhthab tokoh mereka. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam telah menguasai tanah dan tempat tinggal mereka, mengambil senjata, sehingga terkumpul 50 baju besi, 50 tutup kepala dari besi dan 340 pedang, itulah kesimpulan kisah mereka sebagaimana diterangkan oleh Ahli Sejarah. Maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memulai surah ini dengan memberitahukan bahwa semua yang ada di langit dan di bumi bertasbih dengan memuji Tuhannya serta menyucikan-Nya dari segala yang tidak layak dengan keagungan-Nya, menyembah-Nya dan tunduk kepada kebesaran-Nya karena Allah Mahaperkasa yang menundukkan segala sesuatu sehingga tidak ada sesuatu pun yang menolaknya, dan Dia Mahabijaksana yang bijaksana dalam ciptaan-Nya dan dalam perintah-Nya, Dia tidaklah menciptakan sesuatu main-main dan tidaklah mensyariatkan hal yang tidak ada maslahatnya dan tidaklah melakukan kecuali yang di sana sejalan dengan hikmah-Nya. Termasuk di antaranya adalah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menolong Rasul-Nya terhadap orang-orang kafir dari kalangan Ahli Kitab, yaitu Bani Nadhir ketika mereka melanggar perjanjian dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sehingga Beliau mengusir mereka dari tempat tinggal mereka yang biasa mereka tempati dan mereka cintai. Pengusiran tersebut adalah pengusiran pertama yang ditetapkan Allah Subhaanahu wa Ta'aala untuk mereka melalui tangan Rasul-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, maka mereka pun keluar menuju Khaibar. Ayat yang mulia ini juga menunjukkan bahwa mereka akan mendapat pengusiran lagi di samping ini dan ternyata demikian, yaitu mereka (sisa-sisa orang-orang Yahudi) diusir lagi dari Khaibar oleh Umar radhiyallahu 'anhu di zaman pemerintahannya.
[3] Yaitu Bani Nadhir.
[4] Di Madinah.
[5] Merekalah orang-orang yang pertama dikumpulkan untuk diusir keluar dari Madinah menuju Syam dan diusir kembali oleh Umar radhiyallahu 'anhu dalam masa pemerintahannya. 
Wallohu a'lam bishowab


 

 

0 comments:

Post a Comment